Al-fatihah memiliki banyak fadilah (keutamaan). Di antaranya adalah dapat dipergunakan sebagai mantera atau jampi. Eit...hati-hati, jangan berkonotasi negatif. Silahkan lihat kamus, mantera (jampi) itu bahasa Arabnya adalah ruqyah. Maksudnya adalah lafaz atau kalimat yang berfaidah obat.
Diriwayatkan pada sohih bukhori diterima dari Abu Sa'id Al-Khudri :
Kami (para sabahat Nabi s.a.w.) berada dalam sebuah perjalanan bermalam di suatu tempat. Datang kepada kami seorang budak perempuan dan berkata, "Sungguh kepala desa sakit dan tak seorang pun di antara kami yang dapat mengobatinya. Apakah ada di antara tuan-tuan yang dapat meruqyah (mengobati) ?
Salah seorang dari kami berdiri dan pergi mengikuti budak tadi. Kami tidak mengatahui bahwa ia dapat mengobati. Ia lalu memanterai (meruqyah) si sakit dan sembuh. Lalu kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing dan kepada kami disuguhkan susu.
Saat ia kembali, kami bertanya, "Apakah engkau membolehkan mantera dan apakah engkau tukang mantera ?"
ia menjawab, "Tidak, saya bukan tukang mantera, saya hanya memanterainya dengan membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah)"
Kami berkata, "Kita jangan mengabarkan sesuatu (lebih dulu) sehingga kita sampai dann bertanya kepada Rosululloh s.a.w."
Saat sampai ke Madinah, kami menceritakannya kepada Nabi s.a.w. Beliau s.a.w. bersabda, "Apa yang memberitahumu bahwa itu ruqyah ? Bagikanlah (hadiahnya) dan bagi saya sebagian"
Hadits semakna dengan itu diriwayatkan pula pada sohih Muslim dan sunan Abu Dawud. Dalam beberapa riwayat disampaikan bahwa sakitnya adalah disengat binatang berbisa dan yang mengobati itu adalah Abu Sa'id al-Khudri sendiri.
Selain itu Imam Ad-Darimi dan Al-Baihaqi meriwayatkan pula dengan sanad yang terpercaya bahwa Abdul Malik bin 'Umar berkata, telah bersabda Rosululloh s.a.w., "Fatihatul Kitab adalah obat dari segala penyakit"
Lebih luas dari itu Abu Syaikh menjelaskan bahwa Ato berkata, "Apabila kamu mempunyai keperluan / hajat, maka bacalah fatihatul kitab samapai selesai, insya Allah maksud tercapai"
Dalam riwayat Imam Muslim dan An-Nasai diriwayatkan bahwa :
Tatkala Rosululloh s.a.w. sedang bersama malaikat Jibril, beliau mendeengar suara dari atas. Malaikat Jibril melihat ke langit lalu berkata, "Ini pintu yang dibuka di langit yang sebelumnya sama sekali belum pernah dibuka"
Turunlah satu Malaikat menemui nabi s.a.w. lalu ia berkata, "Berbahagilah dengan dua cahaya yang telah diberikan kepadamu yang tidak diberikan kepada nabi sebelum engkau, yaitu fatihatul kitab dan beberpa ayat akhir surat al-baqoroh. Tidaklah engkau membaca satu huruf darinya, kecuali engkau diberi."
Diriwayatkan pada sohih bukhori diterima dari Abu Sa'id Al-Khudri :
Kami (para sabahat Nabi s.a.w.) berada dalam sebuah perjalanan bermalam di suatu tempat. Datang kepada kami seorang budak perempuan dan berkata, "Sungguh kepala desa sakit dan tak seorang pun di antara kami yang dapat mengobatinya. Apakah ada di antara tuan-tuan yang dapat meruqyah (mengobati) ?
Salah seorang dari kami berdiri dan pergi mengikuti budak tadi. Kami tidak mengatahui bahwa ia dapat mengobati. Ia lalu memanterai (meruqyah) si sakit dan sembuh. Lalu kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing dan kepada kami disuguhkan susu.
Saat ia kembali, kami bertanya, "Apakah engkau membolehkan mantera dan apakah engkau tukang mantera ?"
ia menjawab, "Tidak, saya bukan tukang mantera, saya hanya memanterainya dengan membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah)"
Kami berkata, "Kita jangan mengabarkan sesuatu (lebih dulu) sehingga kita sampai dann bertanya kepada Rosululloh s.a.w."
Saat sampai ke Madinah, kami menceritakannya kepada Nabi s.a.w. Beliau s.a.w. bersabda, "Apa yang memberitahumu bahwa itu ruqyah ? Bagikanlah (hadiahnya) dan bagi saya sebagian"
Hadits semakna dengan itu diriwayatkan pula pada sohih Muslim dan sunan Abu Dawud. Dalam beberapa riwayat disampaikan bahwa sakitnya adalah disengat binatang berbisa dan yang mengobati itu adalah Abu Sa'id al-Khudri sendiri.
Selain itu Imam Ad-Darimi dan Al-Baihaqi meriwayatkan pula dengan sanad yang terpercaya bahwa Abdul Malik bin 'Umar berkata, telah bersabda Rosululloh s.a.w., "Fatihatul Kitab adalah obat dari segala penyakit"
Lebih luas dari itu Abu Syaikh menjelaskan bahwa Ato berkata, "Apabila kamu mempunyai keperluan / hajat, maka bacalah fatihatul kitab samapai selesai, insya Allah maksud tercapai"
Dalam riwayat Imam Muslim dan An-Nasai diriwayatkan bahwa :
Tatkala Rosululloh s.a.w. sedang bersama malaikat Jibril, beliau mendeengar suara dari atas. Malaikat Jibril melihat ke langit lalu berkata, "Ini pintu yang dibuka di langit yang sebelumnya sama sekali belum pernah dibuka"
Turunlah satu Malaikat menemui nabi s.a.w. lalu ia berkata, "Berbahagilah dengan dua cahaya yang telah diberikan kepadamu yang tidak diberikan kepada nabi sebelum engkau, yaitu fatihatul kitab dan beberpa ayat akhir surat al-baqoroh. Tidaklah engkau membaca satu huruf darinya, kecuali engkau diberi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar